SEBAB-SEBAB PENYAKIT HATI
KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ فِي كُلِّ زَمَانٍ فَتْرَةً مِنَ الرُّسُلِ
بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَدْعُونَ مَنْ ضَلَّ إِلَى الْهُدَى
وَيَصْبِرُونَ مِنْهُمْ عَلَى الْأَذَى، يُـحْيَونَ بِكِتَابِ اللهِ الـمَوْتَى
وَيُبَصِّرُونَ بِنُورِ اللهِ أَهْلَ الْعَمَى، فَكَمْ مِنْ قَتِيْلٍ لِإِبْلِيْسَ
قَدْ أَحْيَوْهُ وَكَمْ مِنْ ضَالٍّ تَائِهٍ قَدْ هَدَوْهُ فَمَا أَحْسَنَ
أَثَرِهُم عَلَى النَّاسِ وَأَقْبَحَ أَثَرِ النَّاسِ عَلَيْهِمْ. يُنْفَوْنَ عَنْ
كِتَابِ اللهِ تَـحْرِيفَ الغَالِّينَ وَانْتِحَالَ الـمُبْطِلِينَ وَتَأْوِيْلَ
الجَاهِلِينَ الَّذِيْنَ عَقَدُوا أُلُوِيَّةَ البِدْعَةِ وَأَطْلَقُوا عِقَالَ
الفِتْنَةِ فَهُمْ مَخْتَلِفُونَ فِي الكِتَابِ مُخَالِفُونَ لِلْكِتَابِ
مُجْمِعُونَ عَلَى مُفَارَقَةِ الكِتَابِ يَقُولُونَ عَلَى اللهِ وَفِي اللهِ
وَفِي كِتَابِ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَتَكَلَّمُونَ بِالـمُتَشَابِهِ مِنَ
الكَلَامِ وَيُـخْدِعُونَ جُهَّالَ النَّاسِ بِمَا يُشْبِهُونَ عَلَيْهِمْ
فَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ فِتَنِ الْمُضِلِّينَ، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Marilah kita mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita terutama nikmat
memeluk agama Islam dan nikmat berada di atas jalan kebenaran, jalannya para salafus
shalih, generasi pertama Islam. Dan kita berharap dengan syukur kita ini, maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala menambah nikmat-Nya dan memang demikianlah
janji-Nya kepada kaum muslimin, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
pernah menyalahi janjinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku
sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Telah kita ketahui bersama, bahwa setiap anggota badan kita diciptakan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk suatu tugas khusus, seperti mata
diciptakan untuk meluhat, telinga untuk mendengar, dan begitulah seterusnya.
Adapun tanda sakit anggota badan adalah apabila dia itu tidak bisa melaksanakan
tugas tersebut dengan baik.
Sebagai contoh mudah, mata yang tidak bisa digunakan untuk melihat dengan
jelas maka dia adalah mata yang sakit, telinga yang tidak bisa digunakan untuk
mendengar dengan baik, maka dia adalah telinga yang sakit.
Demikian pula hati atau hati, hati
yang sakit terlihat dari ketidakmampuannya melaksanakan tugas khusus yang
karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya yaitu mengenal Allah Subhanahu
wa Ta’ala untuk mencinta-Nya serta untuk beribadah kepada-Nya semata. Maka
barangsiapa yang lebih mencintai dan lebih mementingkan sesuatu selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala berarti hatinya sakit.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sungguh sudah menjadi fitrah manusia apabila ia ditimpa suatu penyakit dia
akan berusaha mencari obatnya, benarlah kata pepatah “mencegah lebih baik dari
mengobati.” Dan untuk mencegah suatu penyakit maka kita harus mengetahui
penyebab-penyebabnya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah.
Ada suatu penyakit yang lebih
berbahaya dari semua penyakit jasmani yang paling berbahaya. Sungguh suatu
kerugian bila seseorang ditimpa suatu penyakit tapi ia sendiri tidak
menyadarinya. Penyakit ini mudah sekali menular dan mudah tertanam ini mudah
sekali menular dan mudah tertanam dalam tubuh, dan tidak menutup kemungkinan
kita mengidap penyakit yang sangat berbahaya itu. Penyakit itu adalah penyakit
hati.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita mempelajari
penyebab-penyebab penyakit hati dengan senantiasa memohon pertolongan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala agar terhindar dari penyakit-penyakit Allah Subhanahu
wa Ta’ala agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut dan bisa berusaha
mengobatinya bila kita telah terlanjur terjangkit penyakit tersebut.
Ada enam penyakit hati yang akan kami sebutkan pada kesempatan yang
berbahagia ini, yang kesemuanya adalah penyakit-penyakit yang sangat berbahaya
yang sering menjangkit umat. Di antara penyakit-penyakit tersebut adalah:
Sebab penyakit hati pertama, berbuat
syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syirik adalah jika seorang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam ibadah kepada-Nya. Di samping dia beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dia juga beribadah kepada selain Allah. Perbuatan syirik adalah
perbuatan yang sangat tercela dan terlaknat.
Orang yang terkena penyakit ini ia akan menjalani hidupnya di dunia ini
dengan iman dan aqidah yang cacat, hatinya akan selalu sakit, semua yang
dilakukannya hanya berkisar nafsu belaka, dia tidak akan mengenal agama Islam
ini dengan baik, sebaliknya dia akan mendapatkan kesedihan, perasaan takut, dan
kehancuran, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati orang-orang yang
berbuat syirik kedudukannya lebih rendah dari binatang-binatang ternak. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلاَّ
كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau
memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan:
44)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Disebutkan di dalam Alquran, orang yang berbuat syirik seperti seorang yang
jatuh dari langit, kemudian disambar oleh burung-burung, dan dicabik-cabiknya,
atau dilemparkan oleh angin ke tempat yang jauh dan hina.” Nas’alullaha
al-afiyah.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sebab penyakit hati kedua, perbuatan
maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apabila kemaksiatan sudah bertumpuk dalam hati seseorang, maka dia akan menghalangi
pandangan hati sehingga dia tidak dapat melihat, menyadari, memahami serta
berfikir tentang ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika maksiat telah berkumpul dalam hatinya, maka dia akan mencengkramnya
sehingga hatinya tidak menyenangi kebaikan dan tidak mau berdzikir kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, lalu yang paling menyedihkan ia akan dikuasai oleh
hawa nafsurnya yang jahat, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى اْلأَرْضِ
وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلُ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ
يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا
بِئَايَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
dijuurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya
(juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”
(QS. Al-A’raf: 176)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sebab penyakit hati ketiga adalah
kelalaian dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Manusia yang lengah akan terkejut tatkala mendengar dzikir atau nasihat
dari seseorang, meskipun dia seorang penuntut ilmu, apalagi orang awam Hal ini
disebabkan kelalaian dari merenungi ayat-ayat-Nya sehingga setan masuk melalui
peredaran darahnya menuju hatinya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa
Ta’ala senantiasa mengingatkan hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ
كَفَرُوا يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَذَا بَلْ كُنَّا
ظَالِمِينَ
“Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). Maka
tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): “Aduhai,
celakalah Kami, Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan
kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 97)
Orang yang lengah atau lalai diibaratkan seperti orang yang masuk ke dalam
masjid lalu setan menekannya sehingga orang tersebut tidak berdzikir kepada
Allah sedikit pun, seperti orang yang datang ke sebuah majelis ta’lim dia malah
tertidur atau memikirkan hal-hal dunia, sehingga ia tidak memahami isi dari
kajian tersebut.
Kelengahan menyerang hati seseorang, sehingga membuatnya berpaling dari
taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak senang berdzikir, tidak
senang mendengar suatu kebaikan dan tidak mau mendekat kepada ahli dzikir yaitu
para ulama.
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sebab penyakit hati keempat adalah
berpaling dari mempeajari ilmu agama, mendalami, dan mempelajari sunah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada zaman sekarang ini, kita sering mendapati orang lebih faham ilmu dunia
daripada ilmu agama, bahkan masalah-masalah yang ringan dalam agama mereka
tidak mengetahuinya, tata-cara berwudhu atau mandi sesuai sunah atau yang lebih
sederhana dari pada itu mereka tidak memahaminya, mereka lebih mendahulukan
urusan dunia yang fana ini.
Kemudian ada sebagian kaum muslimin yang berpaling dari membaca dan
memahami Alquran dan al-Hadis, sehingga hati mereka terjangkit suatu penyakit
berbahaya. Reaita membuktikan pada zaman sekarang ini, banyak para pemuda
muslim yang buta akan huruf Alquran dan tidak bisa membacanya. Mereka enggan
belajar ilmu agama Islam yang benar, yang digali dari Alquran dan sunah
berdasarkan pemahaman para pendahulu mereka yang shaleh seperti para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lebih menyukai
mempelajari buku-buku hasil karya musuh-musuh Islam, padahal Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى {124} قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ
كُنتُ بَصِيرًا {125} قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا
وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى {126}
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam
keadaan buta. Berkatalah ia, ‘Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan akud alam
keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah
berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS.
Toha: 124-126)
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH JUM’AT KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Sebab penyakit hati kelima, sibuk
dengan urusan dunia dan mengabaikan agama.
Apabila seorang telah terjangkit penyakit ini, maka waktu-waktunya, baik
siang atau malam ia habiskan untuk mengejar dunianya, pikirannya terfokus agar
tercapai semua keinginannya. Adapun akhirat mereka kesampingkan sehingga tidak
heran kalau kita dapati di masjid-masjid kaum muslimin ketika khutbah Jumat
mereka tertidur, tidak memperhatikan dan mendengarkan khutbah, padahal
mendengarkan dua khutbah tersebut hukumnya wajib, yang demikian karena mereka
telah kelelahan dengan urusannya. Kalaupun mata mereka tidak tertidur
pikirannyalah yang terbang melayang bersama angan-angan dan lamunannya. Naudzubillah
Kita khawatir inilah sifat yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala bahwa ia termasuk orang-orang yang lari dari berdzikir kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dalam Alquran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka
terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang lalai hati kita dari
berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mudah-mudahan Allah
menolong kita sehingga senantiasa kita dapat menghindari penyebab-penyebab
sakit hati
tersebut dan senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Amin.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar